everything is forced to be alright...!!!
Jadi semua karena itu, oke.! aku paham dengan semua yang tanpa alasan itu manis. Aku paham dengan tiba-tiba kau tanpa kabar berita, tiba-tiba tak ada balasan dari semua pesan yang aku kirim, tiba-tiba pesan dindingku kau hapus, dan tiba-tiba ada kata itu yang tanpa sengaja (sengaja sih sebenarnya) aku lihat di satu sisi dunia maya. Namun aku masih tak mengerti mengapa aku jadi sedikit (sebenarnya banyak) down melihat itu semua.
Episode II (Good Bye England)
Kadang aku terbang ke alam entah dimana, alam dimana aku menjadi apa yang aku ingin. Semua dapat aku rekayasa menjadi apa pun. Dari beberapa lagu yang aku pernah dengar dan sukai aku jadikan sebagai soundtrack untuk lebih membuat semua tampak semakin didramatisir. Aku pernah sangat menyukai (terobsesi bahkan) pada White Light-nya Starsailor, Aku merekayasa karakter "white light ato cahaya putih" dalam lagu itu dengan seorang yang aku inginkan, dalam hal ini aku merekayasa Amoy sebagai subjeknya. hahahaha, (tanggung banget sih ngayalnya)...!!!
There's a white light that carries me home
Helps me focus when I am alone
Keeps on teaching me how to be loved
And to love
And to love
Aku membayangkan dia membawaku pulang ke rumah yang entah dimana aku tak tau dimana letaknya. Dia bisikan entah apa yang dapat membuatku fokus akan arah pulang itu, Dia mengajarkan aku bagaimana untuk dapat dicintai dan mencintai, rasanya dalem banget ni lagu.
[real world fuck]
Dia bahkan tak pernah mendapatiku dipinggir jalan saat dia berjalan pergi ke kampus ato pulang ke kosan, artinya, aku bahkan tidak pernah ada dalam cerita hidup dia yang Tuhan tulis.
Dia tak pernah mengajarkan aku bagaimana untuk dicintai dan mencintai, karena aku tak pernah ada dalam buku takdirnya yang Tuhan tulis. and that's sucks, god damn sucks...!!!
Won't you help my soul to grow?
To heal, its all that I know
sayangnya semua itu hanya rekayasa dari segala ketidakberdayaanku atas mengalahkan dunia ini.
Senin, Juli 19, 2010
Rabu, Juli 14, 2010
Senin, Juli 12, 2010
I'm not Your Type
bosan.
bosan dengan.
bosan dengan semua.
bosan dengan semua kebiadaban.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia ciptakan.
[--YOU CAN GO TO HEAVEN, BUT I'M GONNA STAY HERE, IN HELL...!!!--]
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia ciptakan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan.
bosan dengan semua kebiadaban.
bosan dengan semua.
bosan dengan.
bosan.
bosan dengan.
bosan dengan semua.
bosan dengan semua kebiadaban.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia ciptakan.
[--YOU CAN GO TO HEAVEN, BUT I'M GONNA STAY HERE, IN HELL...!!!--]
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia ciptakan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang Ia.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala yang.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan segala.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan dan.
bosan dengan semua kebiadaban Tuhan.
bosan dengan semua kebiadaban.
bosan dengan semua.
bosan dengan.
bosan.
Sabtu, Juli 03, 2010
Belum Ada Judul
Cerita berlanjut dan bikin aku makin melankolis aja, semua adalah gara-gara suatu kejailan yang bakal jadi sebuah kehancuran buat hati ini, hancur??? what the fuck..!! Dari dulu emang udah gk berbentuk kali ni hati, gelap, hitam, sepi, dan gk berperasaan.
"aku ingin memberi suatu kisah keramat untuk dunia"
Episode 1, Muka yang ku kenal.
Semua yang aku kenal adalah unsur dari masa lalu yang gk pengen aku inget, tapi gk pernah bisa ilang gitu aja. Tentang permen harga 100 perak, ato tentang gimana semua bisa terpisah tanpa pernah bisa lagi nyatu sampe sekarang. Terasing di keluarga dimana aku adalah bagian dari pohon keluarga itu. Ngerasa kecewa pada semua hal yang Tuhan ciptakan, ngerasa sendiri di dunia yang udah jadi bagian dari cerita ini semua. Terus, dan terus beranggapan kalo Tuhan nyiptain dunia ini adalah kesalahan, dan bagian dari dunia ini adalah bagian dari sekian banyak kesalahan yang Tuhan bikin.
Aku masih males buka mata waktu Upi datang ke kosan Rahmat. Suara gitar yang dia mainin gk bisa maksa aku buat gk males lagi buka mata, dan ujian hari ini gk aku ambil pusing. Kisi-kisi yang bertebaran di FB pun masih ogah buat aku liat, yang ada dalam pikiran aku masihlah tentang jutaan pertanyaan dan keinginan gila. Tentang mengharapkan kematian moga cepet datang, tentang pergeseran garis takdir, ato tentang membakar gedung kampus. Di dalam kamar Rahmat, Dey, Lulu, dan Gilang masih tergolek terbang di alam entah mana sedangkan Abah asik dengan dunia mayanya. Angka-angka yang terangkai dan terlihat di layar HP memaksa aku buat masuk ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan boker. Waktu ujian udah makin mepet dan bentar lagi lembaran-lembaran soal, kertas jawaban, dan kuisioner bakal jadi alat-alat penyiksaan yang sukses. Beberapa hari yang nentuin gimana masa depan lebih dari dua ribu mahasiswa di institusi pendidikan bernama Politeknik Telkom.
Semester 4 tinggal nunggu waktu berakhirnya. Pemandangan kebosanan, kekesalan, kemarahan, dan beberapa kesedihan nampak di muka-muka yang akrab aku kenal. Alesannya adalah seputar tubes yang belum kelar, giliran presentasi yang melelahkan, birokrasi komplek buat ngurus KP, UAS yang di depan mata, ato tentang waktu pembayaran duit semesteran. Tapi masih ada ekspresi kebahagiaan dari beberapa mahasiswa berotak brilian, pinter, cerdas, egois, songong, dan apalah itu. Emangnya apa peduli aku sama hal-hal itu, buat aku hidup udah berakhir waktu aku memulai hidup ini. Sekarang yang ada adalah seorang mayat hidup yang berontak memperjuangkan hidupnya, teriak pada Tuhan dengan angkuhnya.
Akhir-akhir ini aku jadi sering ngeliat dia. Males aku buat ngilustrasiin dia kayak gimana, yang pasti dia adalah dia. Dia yang berkarat dan gk pernah bisa ilang dari benak ini. Bahkan aku sering, dengan ngandalin teori kebetulan yang gk pernah betul dan dipaksa dibetul-betulin keliling-keliling di lorong-lorong kampus ato duduk di tempat yang gk biasanya aku duduk, siapa tau kebetulan ngeliat dia. Walau kadang semuanya berakhir nihil dan sangat nihil. Kayak siang tadi, dia baru aja sampe kampus. Masih kayak hari-hari yang lain aku kenal dia. Yang ada hanyalah seribu kepura-puraan kayak kemaren waktu aku ketemu dia di PGA. Dia yang dengan cengir ontanya dan aku yang dengan sok cueknya cuman senyum yang bener-bener gk manis.
Jum’at pagi.
Sekilas tentang tadi malam, suatu nihilisme dari sore yang suram bersama temen-temen di awal bulan yang datang gk semestinya awal bulan jatuh di hari ini, sucks..!! Perjuangan menjadi anak kost yang naas dan menyedihkan adalah gambaran dari kumpulan ini, bersatu dalam suasana gk punya duit buat makan, ah sungguh suatu pemandangan yang udah biasa aku alamin sebelum-sebelum hari ini, aku bahkan pernah lebih menyedihkan dari saat ini. Singkat cerita, semua akhirnya kembali ke sebuah kamar yang biasa ditinggali sehari-hari. Sedangkan aku harus nginap di kosan reza karena suatu alasan yang gk layak buat dituangkan disini.
Kesulitan buat tidur atau berlandaskan teori aku beberapa bulan lalu, aku masih sulit buat tidur karena sebab yang males aku pahamin. Akhirnya berselancar semalaman di dunia maya adalah pilihan untuk melewati malam yang suram, dari halaman ini ke halaman lainnya dan pada tingkat kebosanan puncak, halaman mesum adalah pilihan akhir. Aku seakan gk peduli dengan jadwal ujian jam 8 pagi ini. Suara-suara di toa masjid mengingatkan aku kalo waktu udah akan pagi, matahari udah siap di timur sana buat memancarkan keangkuhannya lagi.
Ah, apa ini, deretan soal-soal yang kalo tidak salah udah aku liat tadi malam dari FB. Tapi jawabannya yang mana aku gk tau, ah peduli setanlah. Dengan duit sisa semalam dan tambahan 2 rebu perak dari gilang rupanya masih bisa nemuin aku sama si nasi komplit si babeh, namun udah makan bukan berarti masalah beres. Beres makan gk ngerokok sama aja hidup gk bernapas. Balik ah, itu yang ada dalam pikiran aku. Josi memaksa aku bertahan dulu di kampus, nemein di lantai 2 nungguin fax dari medan, what the fuck, but the fuck up there...!!!
Cerita ini, cerita itu, bahas ini, bahas itu sambil nunggu fax datang. Ngagumin rupa mbak novi, atau ngomentarin kelakuan sialan pejabat kampus adalah bahan biasa buat kami bahan. Di lorong depan bagian keuangan beberapa mahasiswa ngurus validasi tai babi. Yang menarik perhatian adalah nona gurning, si mungil yang menggemaskan. Beberapa lainnya males aku ngebahasnya, gk menarik. The fuck is begun. Tiba-tiba aja dia muncul dari ruangan yang paling males aku datengin di kampus ini. Dia masih dengan kayak biasanya dia aku liat. Berjalan pelan ke arah aku, tapi tujuannya bukan datenin aku. 7 meter, mukanya nunduk agak ke bawah. 6 meter, sedikit ngliat ke depan, dan aku pasti keliatan sama dia. 5 meter, dengan pura-pura gk ngeliat aku dia masi jalan dengan kayak biasanya. 4 meter, mulailah cengiran onta itu keliatan lagi. 3 meter, mulai natap fokus ke arah muka aku dan masih dengan cengiran onta. 2 meter,
“ngapain..??” pertanyaan basa basi pastinya.
“nungguin kamu” dan dia pun pergi tanpa mimik muka yang gimana, kata-kata yang gimana, dan jalan yang gimana juga waktu ngedenger jawaban itu.
[Dalam hati]
“hai kau, aku mungkin adalah bagian dari sekian banyak kesalahan Tuhan. Tapi bukan berarti aku gk serius dengan muka yang emang gk pernah serius ini. Hai kau, aku gk berharap kita bisa nulis cerita di kertas yang sama dengan tema, topik, atau judul yang sama. Kita adalah perbedaan dari karya Tuhan, jadi izinkan aku buat sejenak ikut ambil bagian menikmati karya Tuhan itu. Aku masih percaya kalau Tuhan pernah berbuat kesalahan dan dia terus berusaha buat memperbaiki kesalahan itu. Begitu juga denganku, jika selurh hidupku adalah kesalahan, maka aku berusaha untuk membuat setidaknya itu tidak tampak buruk, walaupun itu masih salah.”
Langganan:
Postingan (Atom)